Kentongan atau kentung-kentung adalah alat komunikasi jarak jauh tradisional yang terbuat dari bambu atau kayu berongga. Kentongan dipukul untuk memberi tanda bahaya, sebagai penanda waktu, atau sebagai seruan untuk berkumpul bagi penduduk yang mendengarkannya. Pesan yang dikirim, diidentifikasi melalui perbedaan ritme dan selang suara tabuhannya. Tiap daerah biasanya memiliki kode pukulan kentongan yang berbeda. Pemaknaan terhadap bunyi kentongan tergantung dari kebiasaan di daerah masing-masing.
Di zaman sekarang, peran kentongan sebagai penyiar informasi telah banyak digantikan oleh peralatan komunikasi elektronik. Kentongan lebih banyak digunakan sebagai hiasan ruangan dan hanya ditabuh pada upacara-upacara adat.
Di Jaman Modern seperti saat ini, ternyata kentongan masih menjadi alat komunikasi yang cukup eksis. Di Pedukuhan Kasihan, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul, keberadaan kentongan sebagai alat komunikasi masih dipertahankan sampai sekarang. Di Pedukuhan Kasihan inilah, kentongan digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan warga saat ada pertemuan.
Kepala Dusun Kasihan, Sugiyono (53 tahun) mengatakan, kentongan menjadi alat komunikasi yang praktis untuk mengumpulkan warga. "Masyarakat Dusun Kasihan sudah terbiasa dengan keberadaan kentongan sebagai alat komunikasi", tambahnya.
Sistem pemakaian kentongan sebagai alat komunikasi di Dusun Kasihan ini cukup mudah. "Pukul jam setengah enam sore kentongan dipukul dan masyarakat akan mengetahui bahwa nanti malam akan ada pertemuan, kemudian pada pukul tujuh malam kentongan dipukul kedua kalinya dan saat itu masyarakat sudah mengetahui bahwa pertemuan akan segera dimulai",ungkap Sugiyono.
Kentongan digunakan sebagai alat komunikasi memang sudah sejak jaman dahulu khususnya dipedesaan. Misalnya, bunyi titir atau kentongan yang dipukul secara cepat dan terus menerus merupakan pertanda bahwa terjadi bencana alam, kerusuhan atau pencurian. Dengan adanya bunyi kentongan tersebut masyarakat sudah mengeahui adanya bencana atau pencurian.
Kentongan adalah alat yang biasanya terbuat dari bambu atau kayu. Secara umum bentuk kentongan bulat memancang. Tapi saat ini bentuk kentongan sudah bermacam-macam seperti bentuk cabe atau ular. Dalam kentongan terdapat ruang, sehingga saat dipukul akan mengeluarkan suara.
Di zaman sekarang, peran kentongan sebagai penyiar informasi telah banyak digantikan oleh peralatan komunikasi elektronik. Kentongan lebih banyak digunakan sebagai hiasan ruangan dan hanya ditabuh pada upacara-upacara adat.
Di Jaman Modern seperti saat ini, ternyata kentongan masih menjadi alat komunikasi yang cukup eksis. Di Pedukuhan Kasihan, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul, keberadaan kentongan sebagai alat komunikasi masih dipertahankan sampai sekarang. Di Pedukuhan Kasihan inilah, kentongan digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan warga saat ada pertemuan.
Kepala Dusun Kasihan, Sugiyono (53 tahun) mengatakan, kentongan menjadi alat komunikasi yang praktis untuk mengumpulkan warga. "Masyarakat Dusun Kasihan sudah terbiasa dengan keberadaan kentongan sebagai alat komunikasi", tambahnya.
Sistem pemakaian kentongan sebagai alat komunikasi di Dusun Kasihan ini cukup mudah. "Pukul jam setengah enam sore kentongan dipukul dan masyarakat akan mengetahui bahwa nanti malam akan ada pertemuan, kemudian pada pukul tujuh malam kentongan dipukul kedua kalinya dan saat itu masyarakat sudah mengetahui bahwa pertemuan akan segera dimulai",ungkap Sugiyono.
Kentongan digunakan sebagai alat komunikasi memang sudah sejak jaman dahulu khususnya dipedesaan. Misalnya, bunyi titir atau kentongan yang dipukul secara cepat dan terus menerus merupakan pertanda bahwa terjadi bencana alam, kerusuhan atau pencurian. Dengan adanya bunyi kentongan tersebut masyarakat sudah mengeahui adanya bencana atau pencurian.
Kentongan adalah alat yang biasanya terbuat dari bambu atau kayu. Secara umum bentuk kentongan bulat memancang. Tapi saat ini bentuk kentongan sudah bermacam-macam seperti bentuk cabe atau ular. Dalam kentongan terdapat ruang, sehingga saat dipukul akan mengeluarkan suara.
1 komentar:
Saya sangat merespon ide/kepedulian untuk anak bangsa! Saya juga mendukung artikel mengenai budaya luhur Indonesia!
Terima kasih anda telah menulis artikel ini!
http://ademalsasa.co.cc
Posting Komentar